Senin, 17 September 2012

MYRIAPODA


ZOOLOGI INVERTEBRATA
“MYRIAPODA”
Oleh:
Yayu Yuliawati 
 
1.1.  Latar Belakang

Filum Arthropoda merupakan filum yang sangat  beragam dan tersebar luas di alam ini. Diperkirakan ada kira – kira satu juta spesies arthropoda dan sebagian besar adalah serangga. Pada kenyataannya, dua dari setiap tiga organisme yang dikenal adalah arthropoda, dan anggota filum tersebut  ada pada habitat yang ada di biosfer. Berdasarkan kriteria keanekaragaman penyebaran, dan jumlah spesies, filum arthropoda merupakan  yang paling berhasil diantara semua filum hewan.
Myriapoda merupakan salah satu dari sub kelas Arthropoda, Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut).Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang banyak mengandung sampah, kebun dan di bawah batu-batuan. Misalnya pada kelas Diplopoda yaitu pada kaki seribu  yang memiliki dua pasang kaki persegmen.
Agar memudahkan kita dalam mengidentifikasi suatu spesies yang termasuk kedalam sub kelas Myriapoda, maka kita perlu mengetahui bagian-bagian tubuh, karakteristik dan jenisnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka disusunlah laporan praktikum Zoologi Invertebrata “ STRUKTUR MYRIAPODA”
1.2.  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain :
1.      Untuk mengetahui dan membedakan jenis-jenis Myriapoda.
2.      Untuk mengenal dan membedakan bagian-bagian tubuh spesies yang termasuk kedalam sub kelas Myriapoda.
3.      Untuk mengetahui karakteristik dari sub kelas Myriapoda.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Karakteristik Morfologi Myriapoda
Kelas Myriapoda merupakan gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda. Kelas ini memiliki ruas-ruas tubuh dengan jumlah kaki satu pasang atau dua pasang setiap ruasnya.
A.    Chilopoda
Chilopoda disebut juga dengan “centipede”. Tubuhnya secara dorsoventarl pipih, terdiri dari 15-173 segmen, masing-masing dengan satu pasang kaki, kecuali pada dua buah segmen terakhir dan satu segmen dibelakang kepala. Pada segmen dibelakang kepala terdapat sepasang cakar racun yang disebut “maxilleped” yang berguna untuk membunuh mangsanya. Antenanya panjang memiliki kira-kira 12 segmen.
Makanan Chilopoda adalah insekta, molusca, dan bintang kecil lainnya. Alat pencernaan makanannya sempurna artinya dari mulut sampai dengan anus ada. Kedalam pencernaan makanan ini menempel dua buah saluran Malpighi yang berfungsi sebagai alat eksresi.
Respirasi dengan menggunakan trachea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka pada hampir setiap segmen.
Alat reproduksi terpisah, pembuahan terjadi secara internal dan alat reproduksi ini dihubungkan dengan beberapa kelenjar accessories. Telur yang telah dibuahi diletakkan dibawah batu, dibawah sampah, atau ditutupi oleh tanah.
Pergerakan kelas ini tergolong cepat, dan hidup di bawah batu-batuan atau timbunan pohon-pohon yang telah membusuk. Chilopoda yang hidup di daerah tropis misalnya Lithibius (kelabang/lipan) yang memiliki racun yang berbahaya, demikian pula genus Scolopendra. Hewan ini panjangnya kira-kira 25 cm, gigitannya dapat menyebabkan rasa sakit dan bahkan dapat menyebabkan hal serius bagi manusia.
Beberapa famili yang termasuk kedalam kelas ini adalah :
  1. Geophilidae                : Tubuhnya panjang, dengan segmen lebih dari 31 buah, tidak mempunyai mata, antenna dengan 14 segmen, hewan muda yang mempunyai bvanyak segmen dan kaki.
       Contoh : Geophilus rubens.
  1. Scolopendridae          : Tubuh panjang dengan 21-23 segmen, mempunyai mata atu tidak, antenna dengan 17-31 segmen, hewan muda yang baru menetas dengan banyak segmen dan kaki.
Contoh : Scolopendra morsitans, memiliki 21 pasang kaki, memiliki mata, dan merupakan hewan yang cosmopolitan.
  1. Lithobius                    : Tubuh dengan kaki pada 15 segmen, palpus maxillary dengan 3 buah segmen, hewan yang baru menetas memiliki tujuh pasang segmen. Contoh : Lithobius forficatus, panjang tubuh 3mm, antenna dengan 33-43 segmen.
  2. Scutigeridae               : Tubuhnya pendek, dengan 15 buah segmen, 15 pasang kaki yang sangat panjang, dan yang pasangan kaki terakhir paling panjang. Antena sangat panjang.
Contoh : Scutigera forceps, panjang tubuh 25 mm, panjang pasangan kaki terakhir kira-kira 50 mm.
B.     Diplopoda
Diplopoda disebut “millipede”. Tubuhnya subsilindris, dan terdiri atas 25 atau lebih dai 100 segmen tefgantung pada spesiesnya. Hampir setiap segmen memiliki dua pasanng kaki. Diperkirakan bahwa segmen tersebut merupakan gabungan dari dua buah segmen. Satu atau dua kaki pada segmen yang ke tujuh mengalami modifikasi sebagi organ kopulasi.
Bagian-bagian mullut terdiri atas sepasang mandibula dan sepasang maxilla. Hewan ini juga mempunyai sepasang antenna dan mata. Pada bagian antena terdapat rambut-rambut pencium serta sepasang kelenjar pembau pada tiap-tiap segmennya, terbuka kearah ventral. Kelenjar bau atau kelenjar repugnatorial memiliki racun yang disebut asam hydrocianin. Pada beberapa spesiesdaerah ini dapat menyebarkan zat tersebut hampir satu meter. Di daerah tropis ada yang dapat menyebabkan kebutuhan pada anak-anak.
Tabung pernafasan umumnya tidak bercabang dan keluar sebagai tonjolan dari sebuah kantung yang terbuka tepat disebelah depan kakinya. Eksresi dengan menggunakan dua atau empat saluran Malphigi.
Jantung merupakan pembuluh dorsal dengan ostila lateral, dari bagian ini akan keluar arteri-arteri kebagian kepala.
Diplopoda bergerak sangat lambat meskipun memiliki kaki yang banyak. Beberapa diantara hewan-hewan yang termasuk Diplopoda dapat menggabungkan dirinya menjadi bentuk seperti bola atau spiral. Hal ini terjadi  bila hewan terzebut diganggu. Hewan ini hidup pada tempat yang gelap, lembab, dan pada yang banyak mengandung tumbuh-tumbuhan yang yang telah membusuk sebagai makanannya.
Alat reproduksinya terpisah (derumah dua), telur yang telah dibuahi diletakkan pada tanah yang lembab. Hewan yang baru menetas mempunyai beberapa segmen dengan tiga pasang kaki.
Beberapa famili yang termasuk kedalam kelas ini yaiti :
a.      Polyxenidae                : Tubuhnya kecil, integuman lunak, tiap-tiap segmen dengan tonjolan rambut dikedua sisinya, maxilla menyerupai kaki, dan hewan jantan tidak memiliki kaki kopulasi. Contoh : Polyxenus fasciculatus, panjang tubuh 2,5 mm, mempunyai 13 pasang kaki.
b.      Julidae           : Integumen maxilla terbentuk seperti keping, hewan jantan mempunyai dua pasang kaki kopulasi pada segmen ke tujuh. Contoh : Julus virgatus, tubuhnya mempunyai 30-35 segmen dan 50 -60 pasang kaki, tidak memiliki kaki pada pasang segmen ketiga, panjang tubuh 12 mm.
c.       Polydesmidae             : Tubuhnya mempunyai 19-22 segmen, yang merupakan kaki kopulasi pada hewan jantan adalah pasangan pertama dari dua pasang yang terdapat pada segmen ke tujuh. Contoh : Polydesmus serratus, panjang tubuhnya  37 mm, hewan jantan mempunyai 30 pasang kaki sedangkan yang betina dengan 31 pasang kaki.


2.2  Klasifikasi Myriapoda
Adapun taksonomoi dari Myriapoda yaitu sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Sub phylum : Myriapoda
Class : Diplopoda Pauropodia, Chilopoda, Symphyla
Ordo : Julidae
2.3 Peranan Myriapoda
Peranan Myriapoda di dalam kehidupan manusia yaitu :
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
Praktikum Zoologi Invertebrata “Myriapoda” ini, memperoleh hasil sebagai berikut :
  1. Waktu dan Tempat
Adapun pengamatan ini dilaksanakan pada :
Hari                       : Sabtu
Tanggal                 : 06 Januari 2010
Jam                        : 10.00 s/d selesai
Tempat                  : Laboratorium Biologi UNTIRTA
2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
Alat :
-                      Mikroskop stereo
-                      Gelas selai
-                      Penggaris
-                      Alat Bedah
-                      Loop
-                      Buku identifikasi Myriapoda (kunci determinasi)
-                      Alat-alat tulis (pensil, bolpoint, buku,penghapus pensil)
-                      Cawan petri
-                      Kamera (Hp)
-                      Laptop
Bahan:
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa sample Myriapoda dan alkohol.

 3. Cara Kerja
Pada praktikum Zoologi Invertebrata tentang Myriapoda ini, hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan, kemudian :
  1. Masukkan spesies yamg akan diamati kedalam gelas selai,
  2. Masukkan alkohol
  3. Ambil spesies dari gelas selai
  4. Masukkan ke cawan petri
  5. Nyalakan mikroskop dengan menggunakan perbesaran 12,5 x 10
  6. Amati dan mulai identifikasi
  7. Gambar struktur tubuhnya
  8. Klasifikasikan  spesies tersebut
  9. Buat Laporan individu dan kelompok.
  1. Gambar

 


3.2  PEMBAHASAN
Pengamatan dilakukan dengan mengamati dua spesimen yang telah ditentukan, berdasarkan hasil pengamatan tersebut maka diperoleh :
  1. Tachypodoiulus niger merupakan spesies dari kelas Diplopoda.
v  Taksonomi:
Kingdom         :  Animalia
Phylum            : Arthropoda
Subphylum      : Myriapoda
Kelas               : Diplopoda
Ordo                : Julida
Famili              : Julidae
Genus              : Tachypodoiulus
Spesies            :  Tachypodoiulus niger
v  Ciri-ciri : Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25-100 segmen) terdiri atas kepala dan badan. Setiap segmen mempuyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagi organ kopulasi.pada kepala terdapat sepasang antenna yang pendek, dua kelompok mata tunggal. Hidup ditempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk. Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Bertelur. Memiliki zat kitin. Trakea tersebar tidak merata pada setipa segmen. Warna hitam legam.
v  Kunci determinasi       :
.2. Brachyiulus pusillus
v  Taksonomi:
Kingdom         :  Animalia
Phylum            : Arthropoda
Subphylum      : Myriapoda
Kelas               : Diplopoda
Ordo                : Julida
Famili              : Julidae
    Genus                : Brachyiulus
   Spesies               :  Brachyiulus pusillus
v  Ciri-ciri : Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25-100 segmen) terdiri atas kepala dan badan. Setiap segmen mempuyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagi organ kopulasi.pada kepala terdapat sepasang antenna yang pendek, dua kelompok mata tunggal. Hidup ditempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk. Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Bertelur. Memiliki zat kitin. Trakea tersebar tidak merata pada setipa segmen. Warna kekuning-kuningan.
 
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan mengenai Myriapoda dapat disimpulkan bahwa jumlah Myriapoda yang kami amati terdiri dari dua spesies, yaitu  Tachypodoiulus niger dan Brachyiulus pusillus. Sebagian besar dari sample Myriapoda yang kami ambil merupakan spesies yang mempunyai tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25-100 segmen) terdiri atas kepala dan badan. Setiap segmen mempuyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagi organ kopulasi.pada kepala terdapat sepasang antenna yang pendek, dua kelompok mata tunggal. Hidup ditempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk. Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Bertelur. Memiliki zat kitin. Trakea tersebar tidak merata pada setipa segmen. Warna kekuning-kuningan dan hitam legam. Myriapoda tersebut kami tangkap dengan cara tangkap langsung




DAFTAR PUSTAKA


Campbell, N. A, J. B, Reece, & L. G. Mitchell. 2004. Biologi. Edisi kelima/jilid 2.
Alih bahasa W. Manalu. Penerbit : Erlangga. Jakarta
Brotowidjoya, Mukayat Djarubito. 1994. Zoologi Dasar. Penerbit :Erlangga : Jakarta
Soemadji, dkk. 1995. Materi Pokok Zoologi/ Universitas Terbuka. Penerbit : Depdikbud . Jakarta



4 komentar: