Senin, 24 September 2012

UKHUWAH



Sungguh tiada yang lebih indah antara sesama muslim kecuali ukhuwah,

bila kita sedih maka saudara kita berkata "Laa tahzan InnAlloha ma'ana"

bila kita sakit ia berkata "Laa ba'sa thohurun insyAlloh"

bila kita berputus asa ia berkata "Laa taiasu min rowhillah"

bila kita tertimpa musibah ia berkata "Ishbir... InnAlloha ma'as shoobiriin"

bila keimanan kita sedang futur ia berkata "Fafirru ilalloh wa sari'u ila maghfirotin min robbikum wa jannatin ardhuha assamawaat"

Sungguh ukhuwah itu diliputi dengan kebaikan-kebaikan.

Semoga Alloh mengumpulkan kita di jannah-Nya...

Aamiin...   

Minggu, 23 September 2012

Pembuatan Kompos


Pembuatan Kompos
                                                       Oleh : Yayu Yuliawati
A.  Definisi Kompos
Kompos merupakan hasil perombakan bahan organik oleh mikrobia dengan hasil akhir berupa kompos yang memiliki nisbah C/N yang rendah. Bahan yang ideal untuk dikomposkan memiliki nisbah C/N sekitar 30, sedangkan kompos yang dihasilkan memiliki nisbah C/N < 20. Bahan organik yang memiliki nisbah C/N jauh lebih tinggi di atas 30 akan terombak dalam waktu yang lama, sebaliknya jika nisbah tersebut terlalu rendah akan terjadi kehilangan N karena menguap selama proses perombakan berlangsung. Kompos yang dihasilkan dengan fermentasi menggunakan teknologi mikrobia efektif dikenal dengan nama bokashi. Dengan cara ini proses pembuatan kompos dapat berlangsung lebih singkat dibandingkan cara konvensional.
Pengomposan pada dasarnya merupakan upaya mengaktifkan kegiatan mikrobia agar mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Yang dimaksud mikrobia disini bakteri, fungi dan jasad renik lainnya. Bahan organik disini merupakan bahan untuk baku kompos ialah jerami, sampah kota, limbah pertanian, kotoran hewan/ ternak dan sebagainya.


B.  Standarisasi Pembuatan Kompos
Dengan mengetahui bahwa kualitas kompos sangat dipengaruhi oleh proses pengolahan, sedangkan proses pengolahan kompos sendiri sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan perbandingan C dan N bahan baku, maka untuk menentukan standarisasi kompos adalah dengan membuat standarisasi proses pembuatan kompos serta standarisasi bahan baku kompos, sehingga diperoleh kompos yang memiliki standar tertentu. 
Setelah standar campuran bahan baku kompos dapat dipenuhi yaitu kelembaban ideal 50 – 60 persen dan mempunyai perbandingan C / N bahan baku 30 : 1, masih terdapat hal lain yang harus sangat diperhatikan selama proses pembuatan kompos itu berlangsung, yaitu harus dilakukan pengawasan terhadap:
Temperatur, Temperatur harus dijaga tidak terlampau tinggi (maksimum 60 0C). Selama pengomposan selalu timbul panas sehingga bahan organik yang dikomposkan temparaturnya naik; bahkan sering temperatur mencampai 60 0C. Pada temperatur tersebut mikrobia mati atau sedikit sekali yang hidup. Untuk menurun­kan temperatur umumnya dilakukan pembalikan timbunan bakal kompos.
Kelembaban, Kelembaban timbunan bahan kompos. Kegiatan dan kehidu­pan mikrobia sangat dipengaruhi oleh kelembaban  yang cukup, tidak terlalu kering maupun basah atau tergenang.
Odor atau Aroma, dan
pH, proses pengomposan kebanyakan menghasilkan asam-asam organik, sehingga menyebabkan pH turun. Pembalikan timbunan mempunyai dampak netralisasi kemasaman.
Menurut Sulaeman (2006), setiap bahan organik yang akan dikomposkan memiliki karakteristik yang berlainan. Karakteristik terpenting bahan organik dan berguna untuk mendukung proses pengomposan adalah kadar karbon (C) dan nitrogen (N), hal ini karena karbon akan digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi sementara nitrogen untuk síntesis protein.  Nitrogen merupakan salah satu unsur hara yang bermuatan negatif dalam bentuk NO3- dan positif dalam bentuk NH4+. Selain sangat mutlak dibutuhkan, nitrogen dapat dengan mudah hilang atau menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Ketidaktersediaan nitrogen dari dalam tanah dapat melalui proses pencucian (leaching) NO3-, denitrifikasi NO3- menjadi N2, volatilisasi NH4+ menjadi NH3 (Muhklis dan Fauzi, 2003).
Penambahan pupuk kompos pada tanah dapat meningkatkan persediaan unsur hara, akan tetapi unsur tersebut mudah menjadi tidak tersedia khususnya nitrogen. Penambahan pupuk kompos disertai zeolit mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara (Estiaty, 2002). Penggunaan zeolit di bidang pertanian terutama untuk jenis klinoptilolit sudah banyak menunjukkan hasil berupa peningkatan ketersediaan unsur nitrogen di dalam tanah sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Hal ini disebabkan adanya efek zeolit terhadap kapasitas penyerapan dan penyimpanan amonium yang ada pada pupuk dan tanah (Fitrah dan Harahap, 2006). Menurut Suriadikarta dan Adimihardja (2001) pembenaman urea ke dalam lapisan tanah sawah menentukan kehilangan nitrogen berupa amonium (NH4+), akibat terbawa air atau menguap sebagai gas amonia (NH3). Adanya sifat selektif zeolit dalam menyerap senyawa nitrogen dimanfatkan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan urea. Pada takaran yang sama, urea-zeolit menunjukkan kehilangan nitrogen yang lebih rendah daripada urea tablet tanpa zeolit. Pada penggunaan zeolit 2,5%, 4% terhadap kompos akan meningkatkan kandungan unsur hara makro (Anonim, 2007).
C.  Fungsi Pupuk
Kompos bisa dibuat dari berbagai majcam sisa tumbuhan yang sudah tidak aktif (mati) tetapi masih bermanfaat jka kita olah sedemikian rupa, sehingga bisa dimanfaatkan salah satunya sebagai berikut :
1.      Merangsang tanaman agar tumbuh bagus (subur)
2.      Menambah dan menyuburkan tanah
3.      Meningkatkan mutu dan hasil tanaman

D.  Cara Pembuatan Kompos
Pembuatan pupuk kompos dapat dilakuakan dengan berbagai macam cara salah satunya bisa di buat dari sisa-sisa daun yang sudah lapuk.
1.      Kumpulkan daun yang bersifat alamiah dean bisa diuraikan dalam tanah
2.      Kumpulkan sampah tersebut dalam wadah (ember, plastik dll)
3.      Setelah terkumpul biarkan biarkan beberapa hari, tapi sebelumnya wadah tersebut ditutup tujuannya untuk menghindari pencemaran
4.      Setelah pupuk kompos terbentuk, bisa dipaki untuk menyuburkan tanah

http://akuinginhijau.files.wordpress.com/2007/12/komposter_rumah_inside.jpg 
Selamat Mencoba!!!!
Keep Spirit and keep Smile^^
GANBATE KUDASAI!!!
 

Siklus Krebs


Crebs Cycle
(Siklus Krebs) 
 
Siklus Krebs disebut juga:
         SIKLUS ASAM SITRAT
Karena senyawa pertama yang terbentuk adalah asam sitrat.
         SIKLUS ASAM TRIKARBOKSILAT  (-COOH)
Karena hampir di awal-awal siklus krebs, senyawanya tersusun dari asam trikarboksilat. Trikarboksilat itu merupakan gugus asam (-COOH).
         SIKLUS KREBS
Karena yang menemukan adalah Mr.Krebs, seorang ahli biokimia terkenal, yang menemukan metabolisme karbohidrat juga.
Kepentingan Biomedis
1.      Fungsi utama siklus Krebs adalah merupakan jalur akhir oksidasi KH, Lipid dan Protein. KH, lipid dan protein semua akan dimetabolisme menjadi asetyl-KoA.
¤        Jalur akhir à katabolisme, menghasilkan energi.
¤        Kalo mengkonsumsi karbohidrat di dalam mulut akan dicerna jadi maltose (oleh ptyalin) à hasil akhirnya adalah glukosa di dalam duodenum à masuk ke sel mengalami glikolisis à  hasil akhirnya asam piruvat kalo aerob à diubah menjadi asetyl Co.A à siklus krebs.
¤        Lipid à asam lemak dan gliserol.
Asam lemak dipecah à asetyl Co.A, mengalami proses yang namanya lipolisis.
¤        Protein diubah enjadi à asam amino  à asetyl Co.A à siklus krebs.
2.      Mempunyai peran utama pada glukoneogenesis, transaminasi, deaminasi dan lipogenesis
nb: kalo pake –genesis = membentuk, kalo -lisis = menguraikan.
¤        Glukoneogenesis
        Adalah suatu proses pembentukan glukosa dari bahan non karbohidrat. Kok bisa? Bisa aja, soalnya ketika seseorang mengalami intake karbohidrat yang sangat rendah (mungkin mogok makan, kelaperan yang amat sangat) sehingga tidak diimbangi dengan asupan karbohidrat yang cukup, maka tubuh tetap akan membentuk glukosa. Tapi karena gak ada karbohidrat jadi bahannya bukan karbohidrat gitu. Hal ini merupakan salah satu mekanisme tubuh dalam upaya mempertahankan kadar glukosa dalam keadaan normal. 
 
Glukosa sangat penting untuk tubuh karena sumber energi utama otak dan sel darah merah.
      
        Setelah makan, kadar glukosa akan meningkat, maka mekanisme utamanya adalah à  glikolisis.

        Ketika kita makan banyak, maka glukosa harus disimpan agar kadar gula dalam darah tidak meningkat. Bentuk simpanan glukosa di dalam tubuh adalah glikogen. Penyimpanan kelebihan glukosa maka prosesnya à glikogenesis.

        Sebaliknya, kalau dalam keadaan lapar, puasa, aerobik atau exercise gitu, maka kebutuhan glukosa akan meningkat, sehingga simpanan glukosa akan dipecah melalui proses à glikogenolisis.

        Inti dari metabolisme karbohidrat adalah untuk mempertahankan kadar glukosa dalam keadaan normal.

        Kadar normal glukosa dalam darah à sekitar 80-126, di bawah kadar = hipoglikemia, di atas kadar = hiperglikemia.

        Proses glukoneogenesis melibatkan siklus krebs.

¤        Transaminasi
Adalah suatu proses pemindahan gugus atau pertukaran gugus amino (-amino) menjadi gugus keto (-keto) atau sebaliknya.

Contoh gugus -amino à asam-asam amino (glutamat, aspartat, dll)

Macam-macam asam amino:
1.       Asam amino esensial
à diperlukan tubuh tapi tubuh tidak bisa membentuk
à contoh: fenilalanin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, triptofan, treonin dan valin

2.       Asam amino non essensial
à diperlukan tubuh tapi tubuh bisa membentuk
à contoh: alanin, asparagin, aspartat, sistein, glutamat, glutamin, glisin, hidroksiprolin, hidroksilisin, prolin, serin, dan tirosin.

3.       Asam amino semi essensial
à diperlukan tubuh, tubuh bisa membentuk tapi hanya sedikit
à contoh: arginin dan histidin
Untuk proses transminasi pembentukan asam aminonya adalah asam amino non essensial. Jadi proses transminasi itu bisa disebut juga proses pembentukan asam amino dari asam -keto.
Contoh -keto à yang mempunyai gugus CO (asam -keto glutarat, asam oksaloasetat)
Yang utama di transaminasi à -ketoglutarat dan oksalo asetat
¤        Deaminasi
         Adalah proses pelepasan gugus amino (gugus yang mengandung N).

         Contoh konkrit proses deaminasi adalah kalau mengonsumsi protein maka di dalam tubuh akan diubah menjadi asam amino, kemudian asam amino akan dipecah lagi yang hasil akhirnya adalah amoniak. Tapi karena amoniak itu bersifat sangat toksik—amoniak itu tidak boleh ada di dalam darah, apalagi di otak—maka diubah menjadi urea. Urea kemudian akan diekskresikan melalui ginjal. Amoniak mempunyai konsentrasi yang lebih kecil daripada urea. Bahkan mungkin amoniak itu tidak boleh ada di urine. Trus kenapa di urine  ada amoniak? Darimanakah amoniak urine? Amoniak diproduksi di ginjal, trus tujuannya tu ada kaitannya sama keseimbangan asam basa. Jadi sebenarnya hasil akhirnya tuh amoniak, tapi karena bersifat toksik, si amoniak itu dibawa ke hepar untuk diubah menjadi urea.  Intinya produk akhir dari protein adalah urea.

         Terus kalau ada gangguan pada ginjal, amoniak menumpuk, apa yang terjadi? Yaa terjadi keracunan amoniak. Solusinya gimana? Yaa mengkonsumsi makanan yang rendah protein. Supaya kadar amoniak yang dihasilkan nggak jadi banyak.

¤        Lipogenesis
Adalah proses pembentukan lemak.

·         Substrat lipogenesis à asetyl Co.A
·         Asetyl Co.A diperoleh dari glikolisis
·         Orang yang mengkonsumsi karbohidrat tinggi, maka di dalam tubuh akan diubah menjadi lemak. Ga heran orang yang banyak makan bisa ndut. hehe
3.      Menyediakan substrat untuk rantai respirasi (dalam bentuk hidrogen atau elektron).
    Jadi rantai respirasi masuk ke dalam respirasi level seluler yang ada kaitannya dengan loncatan elektron., bahan dasarnya adalah dari siklus krebs, yaitu ion hidrogen.
    Semua proses metabolisme itu hasilnya CO, yang kemudian dibuang sebagai udara ekspirasi.
Ketika kita menghirup O2 à O2 digunakan untuk proses oksidasi à O2 dibawa oleh Hb ke sel à di dalam sel O2 digunakan untuk proses pembakaran—membakar sumber-sumber energi, baik karbohidrat, lemak maupun protein à hasilnya CO2 à CO2 diangkut kembali melalui paru-paru tubuh.
    Tetapi tidak semua CO2 dibuang, ada beberapa atau sebagian kecil digunakan untuk proses pembentukan lemak.  Karena pembentukan lemak mutlak membutuhkan CO.
¤        Hasil dari siklus krebs à H2O, CO2, ATP, ion hidrogen atau reducing ekivalen (agen pereduksi)
¤        Kalau O2 à agen pengoksidasi.
¤        Ion hidrogen à bahan untuk respirasi seluler.
Definisi Siklus Krebs
Adalah satu seri reaksi yang terjadi di dalam mitokondria yang membawa katabolisme residu asetyl, membebaskan ekuivalen hidrogen, yang dengan oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan ATP sebagai kebutuhan energi jaringan. Residu asetyl dalam bentuk asetyl-KoA (CH3-CO-S-CoA, asetat aktif)
Tujuan                                    
1.       Menjelaskan reaksi-reaksi metabolik akhir yang umum terdapat pada jalur biokimia utama katabolisme tenaga

2.       Menggambarkan bahwa CO2 tidak hanya meupakan hasil akhir metabolisme, namun dapat berperan sebagai zat antara, misalnya untuk proses lipogenesis.

3.       Mengenali peran sentral mitokondria pada katalisis dan pengendalian jalur-jalur metabolik tertentu, mitokondria berfungsi sebagai penghasil energi.
Fungsi
  1. Menghasilkan sebagian besar CO2
Metabolisme lein yang menghasilkan CO2 misalnya jalur pentosa phospat atau P3 (pentosa phospat pathway) atau kalau di harper heksosa monofosfat.
  1. Sumber enzym-enzym tereduksi yang mendorong RR
  2. Merupakan alat agar tenaga yang berlebihan dapat digunakan untuk sintesis lemak sebelum pembentukan TG untuk penimbunan lemak
  3. Menyediakan prekursor-prekursor penting untuk sub-sub unit yang diperlukan dalam sintesis berbagai molekul  
  4. Menyediakan mekanisme pengendalian langsung atau tidak langsung untuk lain-lain sistem enzym.

Siklus Asam Sitrat (Siklus Krebs)


 

 
   

 
¤        Asetyl Co-A akan bereaksi dengan oksalo asetat (OAA) à hasilnya sitrat
¤        Asam sitrat rumusnya beda dengan asam askorbat (vitamin C), kalau vitamin C itu rumusnya lebih mirip glukosa. Manusia tidak bisa menghasilkan vitamin C karena ada suatu reaksi yang terputus dimana manusia itu tidak mempunyai enzim L-glunoluase oksidase yang mengoksidasi glukosa menjadi vitamin C.
¤        Dari isositrat ke -ketoglutarat membebaskan CO2 dan NADH (koenzim).
Kalau menghasilkan NADH pasti membutuhkan NAD.
NAD         à dalam bentuk teroksidasi
NADH       à dalam bentuk tereduksi
¤        NAD merupakan derivat vitamin B3.
B1 à thiamin
B2 à riboflavin
B3 à niasin
¤        Koenzim yang terkait dengan ATP hanya vitamin B2 dan B3.
¤        Kekurangan vitamin B akan mengganggu metabolisme energi.
¤        NADH à enzimnya isositrat dehidrogenase.
¤        NADH akan masuk ke rantai respirasi melepaskan hidrogen dan menghasilkan 3 ATP. Sedangkan FADH menghasilkan 2 ATP
¤        Dekarboksilasi oksidasi à melepaskan CO2.
¤        Dari -keto menjadi suksinil Co-A à prosesnya dekarboksilasi oksidasi.
¤        Dari succynyl Co-A menjadi succinate langsung dihasilkan ATP.
¤        Reaksi yang menghasilkan ATP langsung: siklus krebs, glikolisis, fosforilasi oksidatif, dan rantai respirasi.
¤        Lemak penghasil ATP paling banyak tapi tidak menghasilkan ATP secara langsung. Lemak banyak menghasilkan NADH dan FADH.
¤        Dari succinate menjadi fumarate dihasilkan FADH2, membutuhkan koenzim FAD (derivat vitamin B2), dihasilkan 2 ATP.
¤        Dari malate ke oxaloacetat dihasilkan NADH 3 ATP.
¤        Total ATP untuk 1 putaran (1 asetyl Co-A) siklus krebs à 12 ATP.
Glikolisis à 2 asetyl Co-A
Lemak à 8 asetyl Co.A
1 mol glukosa à 2 kali putaran
1 mol lemak à 8 kali putaran
¤        Karbohidrat disimpan di dalam becak-bercak sitoplasma di dalam hepar.
¤        Hepar dapat bertahan menyimpan glikogen à 0,5 gram
 
Overview the reaction
Dalam setiap siklus:
¤        1 gugus asetil  ( molekul 2C) masuk dan keluar sebagai 2 molekul CO2
¤        Dalam setiap siklus : OAA digunakan untuk membentuk sitrat à setelah mengalami reaksi yang panjang à kembali diperoleh OAA
¤        Terdiri dari 8 reaksi : 4 mrpkn oksidasi à dimana energi à digunakan utk mereduksi NAD dan FAD
¤        Dihasilkan: 2 ATP, 8 NADH, 2 FADH2
¤        Tidak diperlukan O2  pada TCA, tetapi digunakan pada Fosforilasi oksidatif à untuk memberi pasokan NAD, shg piruvat dapat di ubah menjadi Asetil Co A 
 
Mechanism of the citrate synthase reaction

 Keterangan :
û  Sitroil co A : intermedier reaksi
û  Hidrolisis senyawa intermedier tioester à menyebabkan reaksi berikutnya bersifat sangat eksergonik
û  Co A yang dihasilkan langsung di recycled untuk reaksi pembentukan Asetil CoA
û  Dalam keadaan normal à OAA rendah di mitokondria 
Reaksi pada  Siklus Krebs

 




 
·         Enzim tersedia dalam mitokondria

·         Ada dua macam enzim:
1.        memerlukan NAD
2.        memerlukan NADP

·         NADP-dependent enzyme : terdapat di matriks mitokondria dan sitosol

 
Peran Anabolisme Siklus Krebs


Peran anabolisme dalam siklus krebs ditunjukkan oleh 4 senyawa intermediet, yaitu:
1.       Sitrat
Dapat digunakan untuk membentuk kolestrol atau asam lemak. Jika terjadi gangguan atau hambatan pada perubahan sitrat menjadi sis-akusitrat sehingga sitrat menumpuk misalnya, maka sitrat tersebut akan terakumulasi dan dapat meningkatkan kolesterol atau asam lemak.

2.       -ketoglutarat
Melalui proses transaminasi menghasilkan asam amino glutamat.
Purin à jika terlalu banyak di dalam tubuh akan diubah menjadi asam urat, bisa meningkatkan konsentrasi asam urat di dalam darah. Asam urat di dalam tubuh berfungsi sebagai antioksida endogen.

3.       Succynil Co-A
ë  Digunakan untuk mensitesis hem. Hem+protein globin à hemoglobin.
ë  Kalau di dalam tanaman, succynil Co-A digunakan untuk pembentukan klorofil.
ë  Rumus hem dan rmus klorofil sama persis, bedanya kalau hem mengikat logam di tengahnya adalah Fe, sedangkan klorofil logam di tengahnya adalah Mg.

4.       Oksalo asetat
Melalui proses transaminasi, enzimnya transaminase menjadi aspartat, purin dan pirimidin.

PEMBEBASAN ATP oleh Siklus Krebs
Rx dikatalisis oleh
Metode produksi ATP
ATP yang terbentuk
Isositrat DH
Oksidasi NADH pada Rantai Respirasi
3
A-Ketoglutarat DH
Oksidasi NADH pada Rantai Respirasi
3
Suksinat tiokinase
Fosforilasi pada level substrat
1
Suksinat DH
Oksidasi FADH2 pada Rantai Respirasi
2
Malat DH
Oksidasi NADH pada Rantai Respirasi
3


Net 12

 
Siklus Krebs sebagai jalur metabolisme amfibolik
è Disebut amfibolik à anabolisme dan katabolisme.

Contoh :
·         a-ketoglutarat +alanin      à glutamat + piruvat
·         oksaloasetat +alanin        à aspartat + piruvat

è suksinil ko-A, merupakan prazat untuk biosintesis hem
Reaksi Siklus Krebs sebagai Jalur Metabolisme Amfibolik